Minggu, 23 November 2014

Stadion Sapporo Dome di Pulau Hokkaido



UNIKNYA STADION SAPPORO DOME DI PULAU HOKKAIDO
         
          Sapporo Dome (札幌ドー Sapporo Dōmu) adalah sebuah stadion yang berlokasi di Toyohira-ku, Sapporo, Prefektur Hokkaido, Jepang. Stadion ini diutamakan digunakan untuk baseball dan sepak bola. Lapangan stadion ini merupakan kandang dari team baseball Hokkaido Nippon Ham Fighters dan team sepak bola Consadole Sapporo. Stadion ini juga nantinya akan menjadi venue untuk Opening dan Closing Ceremonial Asian Winter Games 2017 dan juga dijadikan venue sepak bola Olimpiade musim panas 2020.  



Foto Sapporo dome dilihat dari dalam

Data dan Fakta
Lokasi
Sapporo, Prefektur Hokkaido, Jepang.
Koordinat
Pemilik
Sapporo Dome Co.,Ltd.
Kapasitas
41.484 (Sepak Bola)
40.476 (Baseball)
53.796 (Maksimum)
Ukuran lapangan
Lapangan kiri - 100 m (328.1 ft)
Lapangan tengah - 122 m (400.3 ft)
Lapangan kanan - 100 m (328.1 ft)
Tinggi pagar outfield - 5.75 m (18.9 ft)
Luas Area Bangunan
53.800 m²
Luas Total
53.800 m²
Diameter atap
245 m
Kemiringan atap
Maksimal 30 derajat
Dibuka
3 juni 2001
Arsitek
Hiroshi Hara


            Sejarah
          Sapporo Dome di buka pada tahun 2001 dengan 41.580 tempat duduk. Satdion ini dipakai sebagai salah satu stadion FIFA Wolrld Cup 2002 Korean dan Jepang, dipakai untuk 3 pertandingan babak penyisingan diantaranya: Jerman vs Arab Saudi, Argentina vs Inggris dan Italy vs Ekuador.



Stadion saat menggelar pertandingan sepak bola

          Pada tahun 2004, klub Baseball Pada tahun 2004, Nippon-Ham Fighters memenangi Japan Series 2006 liga professional Baseball Jepang.
          The Dome ini juga pernah menjadi tempat opening ceremony dari FIS Nordic Wold Ski Championships 2007 pada tanggal 22 februari dan juga menjadi tempat closing ceremony tournament pada tanggal 4 maret. Stadion ini juga membuat sejarah dengan menjadi tempat pertama di mana 2 peristriwa berlangsungnya bersamaan yaitu ski indoor dan juga pertama kali ski dilakukan pada malam hari di kejuaraan dunia atau dilevel Olimpiade Musim dingin dengan nomor Cross country skiing spints (men's and women's individual, and men's and women's team) dan the cross country portion di 7.5 km sprint pada cabang Nordic Combined.



Norkey, Maskot Nordic World Ski 2007 Sapporo, Jepang.

            Dalam rangka untuk menghasilkan salju, stadion ini menggunakan Turf Conversion Hovering System untuk mempermudah membuatan salju yang digunakan di kompetensi ski. Acara pembukaan tersebutg dihiasi olehg pertunjukan-pertunjukkan Japanese drum demonstrations dan pertunjukkan lainnya dengan kostum local dan tradisional setempat. Untuk turnament kapasitas tgempat duduk dikurangi menjadi 30.000 tempat duduk.



Penampakan stadion saat digunakan untuk ski indoor

          Stadion ini juga digunakan untuk sebuah Super Special Stage (Kompetisi Rally Indor) di Rally Jepang pada tahun 2008 dan 2010.
          Pada tahun 2009, dilakukan renovasi untuk peningkatkan kapasitas mencapai 53.796 tempat duduk. Ruang dan gerai makanan juga dilakukan renovasi agar lebih besar. Fasilitas yang direnovasi mencakup mpenambahan sebuah layar raksasa, dua area tambahan ruang ganti untuk mengakamodisi pertandingan di American Football Seri Dunia yaitu NFL World Series, dan direnovasi lebih lanjutnya area untuk media sebuah bagian dari gedung kantor yang baru berdempetan dengan stadion. Dalam renovasi tersebut luas permukaan stadion lebih diperkecil untuk menambah jumlah tempat duduk dalam stadion.

          Lokasi
          Sapporo Dome terletak di daerah Toyohira-ku kota Sapporo (札幌市 Sapporo-shi), yang merupakan ibu kota Prefektur Hokkaido, Jepang. Kota ini berada di Subprefektur Ishikari, Hokkaido, dan merupakan kota berpenduduk terbanyak nomor empat di Jepang, setelah Yokohama, Osaka, dan Nagoya.
          Sapporo dikenal di luar Jepang setelah menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin 1972 yang merupakan Olimpiade Musim Dingin pertama di Asia. Festival Salju Sapporo setiap tahunnya dikunjungi oleh lebih dari dua juta wisatawan dari seluruh dunia.



Stadion Sapporo saat tertutup salju

          Dengan perbedaan temperatur yang besar antara musim panas dan musim dingin. Musim panas umumnya hangat, tetapi tidak lembap, dan musim dingin menjadi sangat dingin dan bersalju. Dengan curah salju rata-rata 630 cm (248 inci), Sapporo adalah salah satu dari sedikit metropolis di dunia yang memiliki curah salju begitu besar, sehingga dapat mengadakan festival salju setiap tahunnya.

          Retractable Surface
          Stadion ini sangat menarik karena mepunyai dua lapangan yang sama sekali perbeda. Saat lapangan digunakan untuk pertandingan Baseball dimainkan pada lapangan rumput buatan atau sintetis. Sementara saat pertandingan sepak bola dilakukan digunakan lapangan rumput asli. Seperti stadion di Veltins-Arena kandang dari Schalke 04 di Jerman, GelreDome di Belanda, dan University of Phoneix Stadium di Amerika Serikat. Namun Sapporo Dome berbeda karena mempunyai atap yang tetap tidak dapat terbuka.



Lapangan stadion sepak bola saat berada di luar

          Konfersi dari lapanagan Baseball ke Sepak Bola dimulai dengan penyimpan dan penyilipkan lapangan rumput sintetis lapangan Baseball. Setelah selesai satu set bangku penonton yang lebih rendah berputar dari posisi miring untuk Baseball ke posisi sejajar. Satu set bangku penonton mangkuk utama pada salah satu ujung Sapporo Dome kemudian ditarik, dan lapangan sepak bola yang tadinya ada diluar meluncur ke dalam stadion. Semakin rendah mangkuk kemudian diputar 90 derajat.



Stadion saat menggelar pertandingan Baseball

          Konversi dari sepak bola ke lapangan Baseball dilakukan secara terbalik. Karena pencabutan bangku penonton stadion ini hanya memiliki kapasitas 40.476 pada lapangan Baseball.
          Untuk lebih jelasnya tentang proses perubahan konversi lapangan stadion lihat video di bawah ini :



Stadion Sapporo dilihat dari atas

Selasa, 07 Oktober 2014

Rurouni Kenshin "Samurai X" tayang di Bioskop Indonesia



Rouronin Kenshin

          Serial atau kisah si Kenshin Himura memang telah menjadi darah daging bagi para penikmat anime-manga di Indonesia. Kini Kisah sang Battosai atau Rurouni Kenshin,dalam judul aslinya telah dibuat dalam versi live-actionnya tahun 2012 lalu. Respon yang telah ditunjukkan para penggemar sangatlah positigf. Adaptasinya Live Action dinilai sangat sukses dan memuaskan para penikmat Anime-Manganya.


Profile
Movie:
Rurouni Kenshin: The Legend Ends
Romaji:
Rurouni Kenshin Densetsu no Saigo hen
Japanese:
るろうに剣心 伝説の最期編
Director :
Keishi Ohtomo
Genre :
Action, Live Action, Periode abad ke-19, Samurai
Distributor :
Warner Bros
          
Film ini adalah Live Action yang dari manga popular “Rurouni Kenshin” atau “Samurai X” nama di luar Jepang. Manga ini ditulis oleh Watsuki Nobuhiro dan diterbitkan oleh Majalah Weekly Shonen Jump dari September 1994 sampai November 1999. Fyi Eichiro Oda (Pembuat Manga OnePiece) pernah menjadi asisten Nobuhiro untguk membuatan manga Rurouni Kenshin.
          Kini di tahun 2014 Live Action sekuel selanjutnya akan tayang di bioskop di Indonesia. Dua sekuel yang Rurouni Kenshin : Kyoto Inverno dan Rurouni Kenshin : The Legend Ends akan dapat saksikan di bioskop blitzmegaplex di Indonesia.
          Film Rurouni Kenshin : Kyoto Inverno yang dibintangi oleh Takeru Sato (Himura Kenshin) dan Emi Takei (Kamiya Kaoru) ini akan ditayangkan di jaringan bioskop Blitzmegaplex per 10 September mendatang. Blitz memang selalu menghadirkan film-film unik yang jarang dijangkau oleh Cineplex21. RUROUNI KENSHIN: KYOTO INFERNO menjadi salah satunya. Sedangkan sekuel ketiga Rurouni Kenshin : The Legend Ends akan juga dapat disaksikan pada tanggal 22 Oktober 2014 juga di bioskop blitzmegaplex di Indonesia.


          Salah satu alasannya ditungu-tunggunya Live Action ini tentu saja karena kisah Kenshin pernah populer di tanah air di era 2000-an. Saat itu serial animenya secara rutin ditayangkan di banyak televisi swasta sampai berulang-ulang kali dengan memakai judul Samurai X.
          Selain karena popularitasnya itu, Kyoto Inferno arc ini dalam kisah Kenshin si Battosai adalah babak yang paling seru dan kompleks plotnya. Dalam babak ini Kenshin akan berhadapan dengan sosok jahat dari masa lalunya, yang tak lain adalah anak didiknya sendiri, Makato Shishio yang diperankan oleh Tatsuya Fujiwara (Pemeran Kira di DeathNOTE).
          Ternyata Makoto Shisio sebelumnya pernah dibakar hidup-hidup karena dianggap terlalu keji. Karena luka bakar yang diderita, Shisio selalu menggunakan perban di sekujur tubuhnya. Ia yang punya gaya bertarung mirip Kenshin memang lebih kejam daripada Kenshin. Shishio yang kemudian bertahan hidup dengan luka bakarnya siap menuntut balas kepada mereka yang membuatnya seperti itu.
          Tak tanggung-tanggung Shishio bersama dengan anak buahnya yang berjuluk Juppongatana siap menggulingkan pemerintahan. Juppongatana adalah sepuluh anak buah Shisio yang sangat pandai dalam seni berpedang. Termasuk Soujiro Seta (Ryunosuke Kamiki) yang mampu mematahkan pedang Kenshin dalam scene film tersebut. Mereka siap membakar kota Kyoto yang menjadi pusat pemerintahan saat itu. Mau tak mau Kenshin harus menggagalkan rencana jahat tersebut sebelum petaka besar terjadi.
          Melihat dari kesuksesan film pertamanya yang telah dirilis pada tahun 2012 lalu, pada sekuel selanjutnya RUROUNI KENSHIN: KYOTO INFERNO dan RURONI KENSHIN: THE LEGEND ENDS pun akan menyajikan tontonan dengan kualitas yang tak jauh berbeda.